Berkarya, Berdaya
Dulu, yang ada dalam benak saya ketika memutuskan jadi ibu rumah tangga: khidmat kepada suami. Mengasuh dan membersamai anak di rumah (jika dititipi).
Mindset tersebut perlahan berkembang melalui wasilah guru di grup pengasuhan yang saya ikuti. Pilihan saya menjadi IRT, adalah untuk menjalankan perintah Allah di surat 33:33. Saya juga dapat insight baru, bekerja & berkarya. Karena Allah meminta hamba-Nya untuk bekerja (jadi ga mungkin dong, guru kami malah melarangnya.) Tapi untuk teknis bekerjanya seperti apa, tentu harus mengikuti apa yang diatur dalam koridor agama.
Dari perantara beliau juga, saya lebih mengenal prioritas. Mengenal bahwa diri saya ini sudah mengemban banyak peran. Sebagai hamba Allah, istri, ibu, anak, menantu, tetangga, adik, ipar, dll yang harus saya jalankan dengan baik. Jika saya mengambil peran lain, maka saya harus memastikan peran baru tsb tidak mengganggu "peran-peran utama" saya.
Begitu pun dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Saya mengatur kembali prioritas, dan meninjau kembali efisiensi.
MISAL:
Saya biasanya perlu waktu 2 jam sehari untuk memasak. Adakah cara lain agar saya bisa memasak lebih cepat? Sehingga saya bisa gunakan waktunya untuk mendengarkan kajian.
Apakah saya betul-betul perlu menyapu dan mengepel rumah setiap hari? Oh, ternyata saya tetap perlu menyapu tiap hari karena lantai tiap hari berdebu. Tapi saya tidak perlu mengepel setiap hari. Maka waktu yang saya biasanya digunakan untuk mengepel, bisa saya alokasikan untuk membaca buku.
Apakah saya betul-betul perlu menyetrika semua baju?
Saya mendapat tawaran menerjemahkan teks dengan nilai kontrak xxx. Saya perkirakan perlu waktu 3 hari untuk mengerjakannya. Tapi suami pekan ini jadwalnya sedang padat. Tidak bisa menghandle dua anak balita penuh waktu. Mana yang harus saya dahulukan? Dengan kondisi sekarang, sebaiknya penawaran tsb saya tolak atau terima?
Dan rangkaian belajar berpikir, memilih, mengambil keputusan lain sehari-hari.
============
Mengenal prioritas dan memperbaiki efisiensi membantu meringankan kehidupan saya. Mengurangi beban dan stress. Yang pada akhirnya memperbaiki koneksi saya dengan orang-orang di sekitar saya. Yang pada akhirnya membuat saya percaya, saya pun berdaya.
Sumber: pixabay.com |
Menyimak proses belajar di kelas, membuat saya lebih banyak berkaca. Dan juga menyaring apakah saran-saran dari pertanyaan yg ditanyakan member lain, dapat berlaku juga untuk saya.
Selama tujuannya jelas, insyaa Allah apa yang kita lakukan tidak akan ada yang sia-sia. Semoga Allah selalu membersihkan wadah ilmu kita. Semoga Allah berikan umur yang panjang dalam keberkahan dan ketaatan.
Comments
Post a Comment