[FAQ] Sastra Cina UI

Source: 3dman_eu
Dulu, waktu masih kuliah, ada saat-saat orang bertanya "kuliah di mana? jurusan apa?". Pertanyaan-pertanyaan berikut ini sering sekali muncul, saat saya menjawab "UI, Sastra Cina".

Disclaimer: apa yang saya tuliskan di sini berdasarkan pengalaman dan opini pribadi saja.

1. Wah, anak sastra Cina ya? Belajar apa aja?
Banyak! Kami belajar Bahasa Mandarin tentunya. Selain itu, kami juga mempelajari sastra, sejarah, kebudayaan Cina, plus ilmu linguistik Bahasa Mandarin. Di UI, mahasiswa/i mempelajari Bahasa Mandarin dengan harapan bisa mendalami Sinologi dari sumber-sumber berbahasa Mandarin. Oh ya, sekarang jurusan Sastra Cina sudah berubah nama menjadi Program Studi Cina loh! Namun dalam tulisan ini, saya akan tetap menyebut Sastra Cina saja ya.

2. Bahasa Cina sama Bahasa Mandarin itu sama nggak sih?
Istilah "bahasa Cina" sendiri memiliki pengertian beragam, mengingat ada banyak selali dialek di Cina. Misalnya, dialek Kanton, dialek Hakka, dialek Ke. Tiap daerah memiliki dialek masing-masing. Kalau di Indonesia, tiap daerah pun punya bahasa masing-masing, dan Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasionalnya. Di Sastra Cina, kami mempelajari Bahasa Mandarin, yang merupakan bahasa nasional RRC.

3. Kalo ada orang ngomong pake Kantonese, kamu bisa ngerti?
Gak bisa. Meski tulisan yang digunakan dalam berbagai dialek bahasa Cina pada umumnya sama, akan tetapi pengucapannya bisa sama sekali berbeda. Sejauh ini saya hanya bisa menggunakan Bahasa Mandarin.

4. Bahasa Mandarin susah nggak?
Relatif susah. Tapi bukan tidak mungkin untuk dipelajari :p. Yang membuat belajar Bahasa Mandarin cukup menantang adalah karena kita harus hafal karakternya, dan juga ton/nada pengucapannya. Namun, secara tata bahasa, Bahasa Mandarin relatif mudah. Ia tidak mengenal perubahan kata kerja berdasarkan waktu (tidak seperti bahasa Inggris yang cukup ribet dengan 16 tensesmya itu), haha. Selain itu, satu kata bisa berfungsi berbeda tergantung letaknya dalam kalimat. Secara umum, gak bisa serta merta disebut susah atau gampang. Kalo kita rajin, ya cepet bisa.

5. Kenapa gak kursus aja? Kan sama-sama belajar bahasa....
Berbeda. Kursus bahasa umumnya menuntut siswanya bisa memahami tata bahasa bahasa asing dan bagaimana mempraktikkannya. Kalau di sastra Cina, kami juga harus menguasai dua hal tadi, PLUS, nantinya, kami harus bisa membaca teks berbahasa Mandarin, lalu menganalisis isinya. Kami dituntut lebih dari sekedar "bisa". Kami harus bisa membaca teks, memahami, menelaah, mendengarkan percakapan sesuai konteks, bahkan menulis wacana dalam Bahasa Mandarin. Tuntutan belajarnya lebih tinggi, dan materi yang dipelajari lebih mendalam.

6. Belajar sastra? Mau jadi apa?
Jadi orang baik, dan mendapat ridho Allah swt, aamin :3
Spoiler: rekan-rekan dan senior kuliah saya rata-rata berkiprah di ranah yang sangat beragam. Mulai dari sektor publik dan privat. Contoh: perusahaan Cina (mulai bank, perusahaan konstruksi, telekomunikasi, dll, hitung saja berapa banyaknya), badan pemerintahan yang berhubungan dengan urusan lintas negara (diplomat Kemenlu, BKPM, imigrasi), di perusahaan Indonesia yang bekerja sama dengan perusahaan Cina dan atau sedang melebarkan bisnis negeri Cina, guru Bahasa Mandarin, penerjemah bahasa Mandarin, dan lain lain. Tidak sedikit pula yang memilih untuk membangun bisnis sendiri
Saya sendiri? Melipir ke perusahaan Jepang di bagian production management. Mau belajar disiplin dan efisien, ceunah.

7. Kenapa memilih sastra Cina?
Kesasar, Pak, Bu....
Hehehe. InshaAllah nggak kesasar.
Kuncinya ada 3: saya suka membaca, saya suka budaya, dan saya ingin tahu lebih tentang negara Cina.
Saya sedari kecil suka membaca dan menulis. Saya juga punya keingintahuan yang besar akan manusia, budaya, utamanya budaya negara lain. Saya ingin masuk jurusan ilmu psikologi, kalo nggak ya sastra. Nah, saya sendiri, sedari SD sebenarnya ingin belajar Bahasa Mandarin, terinspirasi oleh tetangga saya yang giat betul belajar Bahasa Mandarin. "Suatu saat, Bahasa Mandarin akan banyak digunakan di dunia internasional", katanya. Namun sayang, keinginan tersebut hanya saya pendam dalam hati, belum ada kesempatan untuk benar-benar belajar Bahasa Mandarin.

Kembali ke tahun 2010 saat harus memilih jurusan, saya ingat suatu ketika Pakdhe saya pernah memberikan pandangannya, bahwa saat ini, dua negara yang memiliki posisi "kuat" di dunia adalah Amerika Serikat dan Cina. Maka akan menjadi sebuah keuntungan bagi orang yang bisa bahasa Cina. Saya pun mulai menetapkan hati untuk memilih Sastra Cina. Namun, sebelum benar-benar memilih, saya cari tahu dulu dong testimoni dari mahasiswa/i nya tentang bagaimana kehidupan di Sastra Cina.  Saya pun menemukan beberapa blog (Yang ternyata nantinya mereka menjadi senior saya hihi). Dari tulisan-tulisan beliau, saya menyimpulkan bahwa studi sastra tidaklah mudah. Penuh perjuangan berliku di dalamnya. Hmm... Mungkin itu konsekuensi yang harus saya tanggung. Tapi tak apa, ku akan tetap memilih Sastra Cina....

8. Harus bisa Bahasa Mandarin sebelum masuk Sastra Cina?
Tidak harus. Suatu keuntungan tersendiri bagi yang sebelumnya sudah pernah belajar, TAPI yang belum punya dasar jangan takut karena pelajaran bahasa akan diajarkan dari nol. Bagi yang sudah "jago", memungkinkan untuk langsung "lompat kelas" bahasa, sesuai test dan kebijakan dosen.

Sepengamatan saya, yang awalnya belum bisa sama sekali tapi giat belajar, akan cepat mengimbangi, bahkan melampaui yang sudah punya dasar tapi kurang giat belajar, hehe.

9. Pengajarnya orang Cina (native speaker) semua?
Tidak. Dosen kami semuanya orang Indonesia, yang sangat mumpuni pengetahuan dan keahliannya tentang studi Cina.

10. Skripsinya harus dalam Bahasa Mandarin?
Tidak, Jenderal.
Menulis karya ilmiah dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar saja saya rasa tak mudah, apalagi bila harus menuliskannya dalam Bahasa Mandarin 😹. Saya pribadi tidak menulis skripsi. Saya membuat jurnal (semacam tugas akhir), berbahasa Indonesia. (Tapi seru juga kali ya kalau skripsinya harus pakai Bahasa Mandarin) 😹

Sekian dari saya.
Mohon maaf bila ada salah-salah kata.
Dan semoga bermanfaat.

Sampai jumpa!
Nb: Kalau ada pertanyaan lain, monggo tinggalkan komentar ya! :D Terima kasih telah membaca....

Comments

  1. Replies
    1. Sama sama (baru dibalas empat tahun kemudian T____T)

      Delete
  2. Terima kasih kak atas pengetahuannya. Dari sini saya udah gk bimbang lagi mau belajar sastra mandarin

    ReplyDelete
  3. Good..KK😊. Mau tanya ka, berarti ga semua orang bisa berbicara cina pas Awal ya? Hehe jadi insecure..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf baru balas. Ya. Banyak yang bahkan belajar dari 0.

      Delete
  4. cara masuk ke sastra china UI gimana bisa lewat jalur apa aja bisa dijelaskan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf baru balas ya. Saya sudah tidak update jalur masuk UI. Lengkapnya untuk 2023 bisa dibaca di sini yaaa... smg membantu.

      Delete
  5. Skripsjnya bneran bahasa indonesia? Bkn nya semua harus mandarin ya?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Berkarya, Berdaya

Saran Pengasuhan yang (Mungkin) Belum Pernah Anda Dengar Sebelumnya