Posts

Showing posts from November, 2024

Stop Layar

Image
Waktu baru gabung SRPG, anak saya yang berusia 1 tahun belum bisa mengucapkan beberapa kata berarti. Saya konsul masalah tersebut ke Busar. Beliau tanya balik: "Ibu kasih layar?" Saya refleksi. Benar sih per masuk grup, anak-anak sudah tidak berlayar. Tapi sebelum masuk grup, saya kasih anak pertama nonton TV. Maka anak kedua, ikut terpapar TV juga. Sejak bayi 🫠 Berbekal mindset masa sembuh=masa sakit , saya fokus stimulasi anak kedua bicara. Tentunya dengan juga menyetop layar, kontrol asupan gula, memperbaiki makan, tidur, dan saran-saran lainnya. Menjelang umur 2 tahun, sudah ada progress, tapi anak masih patah-patah bicaranya. Saya telateni dulu. Menurut referensi, ini masih wajar hingga anak usia 2 tahun. Tidak lama menjelang, anak seperti mengalami "ledakan" bahasa. Bisa bicara dua kata. Mau menirukan kata-kata yang saya ucapkan. Walhasil, di usia 2 tahun, anak mulai lancar bicara. Alhamdulillah bi'idznillah. Dari pengalaman tersebut, saya makin yakin tia...

Pilih Susah

Image
Mengenang guru kami, Almh. Ustadzah Afrida Elanda... Yang di hari-hari terakhir beliau, tidak henti mengingatkan kami untuk terus belajar.  Kadang saya bertanya-tanya. Kenapa beliau memilih jalan yang susah. Terus mengajar di tengah keterbatasan. Yang kalau dalam pendeknya pikiran saya, ustadzah bisa saja memilih "istrirahat", fokus penyembuhan, dan tidak perlu "capek-capek" mengajar. Kini, saya terngiang surat Al Insyiqaq ayat 6. "Wahai manusia! Sesungguhnya kamu telah bekerja keras menuju Tuhanmu dengan sungguh-sungguh , maka kamu akan menemui-Nya." Manusia adalah makhluk yang memiliki rasa sayang, empati, dan perhatian. Perbedaan manusia dengan langit dan bumi: manusia memiliki akal. Juga taklib (orang yang diberi beban). Manusia punya hak pilih dan hak ikhtiar.  Manusia sejak janin sudah mulai bersusah payah. Dan akan terus begitu. Bertahap tingkat kesusahannya. Bahkan orang yang diampuni sebenarnya payah, susah, atau lelah.  Setiap tahapan kehidupan m...

Berkarya, Berdaya

Image
Dulu, yang ada dalam benak saya ketika memutuskan jadi ibu rumah tangga: khidmat kepada suami. Mengasuh dan membersamai anak di rumah (jika dititipi). Mindset tersebut perlahan berkembang melalui wasilah guru di grup pengasuhan yang saya ikuti. Pilihan saya menjadi IRT, adalah untuk menjalankan perintah Allah di surat 33:33. Saya juga dapat insight baru, bekerja & berkarya. Karena Allah meminta hamba-Nya untuk bekerja (jadi ga mungkin dong, guru kami malah melarangnya.) Tapi untuk teknis bekerjanya seperti apa, tentu harus mengikuti apa yang diatur dalam koridor agama. Dari perantara beliau juga, saya lebih mengenal prioritas. Mengenal bahwa diri saya ini sudah mengemban banyak peran. Sebagai hamba Allah, istri, ibu, anak, menantu, tetangga, adik, ipar, dll yang harus saya jalankan dengan baik. Jika saya mengambil peran lain, maka saya harus memastikan peran baru tsb tidak mengganggu "peran-peran utama" saya. Begitu pun dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Saya meng...