Merampas Anak Panah menggunakan Jerami dan Kapal

Zhou Yu (1) sangatlah iri dengan keterampilan Zhuge Liang (2), ia berniat membunuh Zhuge Liang. 
Pada suatu hari, Zhou Yu menyuruh orang mempersilahkan Zhuge Liang datang untuk mendiskusikan urusan militer. Zhuge Liang dengan senang hati datang ke tempat Zhou Yu.
Zhou Yu berkata kepada Zhuge Liang, “Kita ingin menyerang pasukan Cao (3), senjata apakah yang terbaik untuk digunakan bila kita ingin menyerang mereka dari sungai?”. “Busur dan anak panah adalah senjata yang terbaik”, jawab Zhuge Liang. Zhou Yu berkata, “Benar, apa yang Tuan katakan sama dengan apa yang saya pikirkan. Sekarang pasukan kita kekurangan anak panah, sudilah kiranya Tuan bertanggung jawab untuk segera membuat seratus ribu anak panah.” Zhuge Liang membalas, “Saya pasti akan memenuhi amanat Anda. Hanya saja saya tidak tahu kapan kiranya seratus ribu anak panah ini digunakan?”. Zhou Yu bertanya, “Dapatkah Anda membuatnya dalam waktu sepuluh hari?” Zhuge Liang menjawab, “Tentara Cao akan segera datang, bila pembuatannya baru selesai dalam sepuluh hari, kita pasti menghambat perkara besar”. Zhou Yu pun kembali bertanya, “Kira-kira Tuan perlu berapa hari untuk dapat menyelesaikannya?” “Hanya tiga hari”, balas Zhuge Liang. “Jangan bergurau”, tukas Zhou Yu. Zhuge Liang pun berkata, “Bagaimana mungkin saya berani bergurau dengan Anda! Bila dalam tiga hari saya tidak dapat menyelesaikannya, saya bersedia untuk dihukum.” Zhou Yu sangat senang mendengarnya. Zhuge Liang menambahkan, “Hari ini  sudah tidak ada waktu lagi untuk mengerjakannya, besok saya baru dapat mulai membuatnya. Mulai besok hingga hari ketiga, mohon utus lima ratus orang tentara ke tepi sungai untuk memindahkan anak panah.” 
Setelah Zhuge Liang pergi, Lu Su(4) berkata kepada Zhou Yu, “Bukankah apa yang dikatakan Zhuge Liang itu hanyalah kebohongan” Zhou Yu menjawab, "Ini adalah kehendaknya sendiri mencari kematian, bukan saya yang memaksanya. Saya hanya perlu memerintahkan tentara untuk tidak mempersiapkan seluruh bahan yang akan digunakannya untuk membuat anak panah. Dengan begini, pekerjaanya pasti tertunda, pada saat itulah ia dinyatakan bersalah, maka apa lagi yang dapat dia katakan. Anda pergilah dulu ke tempatnya lalu amati gerak-geriknya, setelah itu laporkan kepada saya.
Lu Su pun datang untuk melihat Zhuge Liang. Zhuge Liang berkata, “Bagaimana bisa membuat seratus ribu anak panah dalam tiga hari? Saya harus memohon bantuan Anda untuk menyelesaikan urusan saya ini.” Lu Su menjawab, “Semua ini Anda sendiri yang menemukannya. Bagaimana saya dapat membantu urusan Anda?” Zhuge Liang berkata, “Saya harap Anda meminjami saya dua puluh buah kapal, perlu tiga puluh orang tentara di tiap kapal, lalu gunakan penutup kain hitam di sekeliling kapal; selain itu perlu seribu lebih buntalan jerami yang ditata di dua sisi kapal. Pada hari ke tiga, amankan seratus ribu anak panah. Namun, hal ini tidak boleh diketahui oleh Zhou Yu. Bila dia tahu, rencana saya pasti tidak akan terlaksana.”
Lu Su pun menyetujuinya, namun ia tidak memahami maksud dan tujuan Zhuge Liang. Ketika ia kembali dan melapor kepada Zhou Yu, seperti diduga ia tidak memberitahukan kepadanya perihal peminjaman kapal.
Lu Su menuruti permintaan Zhuge Liang, ia benar-benar meminjamkan dua puluh buah kapal cepat. Pada hari pertama, Lu Su masih belum mendapati aktivitas Zhuge Liang, pada hari kedua pun ia belum mendapati Zhuge Liang melakukan sesuatu, hingga pada hari ketiga di awal malam hari keempat, Zhuge Liang diam diam mempersilakan Lu Su naik ke kapal. Lu Su pun bertanya, “Anda mengajak saya melakukan apa?” Zhuge Liang berkata, “Saya mengajak Anda mengumpulkan anak panah bersama-sama.” Lu Su menjawab, “Mengumpulkan anak panah di mana?” Zhuge Liang berkata, “Tak perlu bertanya, Anda akan segera tahu.” Zhuge Liang memberi perintah untuk menghubungkan dua puluh kapal tersebut untuk menggunakan tali panjang, kemudian mulai bergerak ke utara.
Pada saat itu, langit dipenuhi kabut tebal, kabut di sungai pun makin berat, tidak dapat melihat orang di depan. Sebelum fajar, kapal telah dekat dengan kamp air Cao Cao. Zhuge Liang mengomando agar haluan kapal diarahkan ke barat, dan ekor kapal diarahkan ke timur, menjalankan susunan tempur satu baris. Ia pun memerintahkan para tentara di atas kapal untuk mulai memukul genderang serta berseri dengan suara keras. Lu Su sontak terkejut dan berkata, “Bila pasukan Cao keluar, apa yang harus kita lakukan?” Zhuge Liang tertawa sembari berkata, “Dalam kondisi kabut tebal seperti ini, Cao Cao pasti tidak berani mengutus pasukannya keluar. Kita santai saja meminum arak, tunggu kabutnya menghilang barulah kita pergi.”
Cao Cao di pinggiran sungai Utara, mendengar suara gendengar dan seruan sorak-sorai, langsung memberi perintah, “Kabut di sungai sangatlah tebal, pasukan air musuh tiba-tiba menyerang, pasti ada serangan, pastikan jangan mengirim pasukan, hanya  perintahkan pasukan air untuk melepaskan anak panah ke arah mereka.” Tepat setelah itu, ia pun memerintahkan enam ribu tentara untuk membantu di pesisir sungai. Di satu sisi, sepuluh ribu lebih tentara secara bersamaan membidikkan anak panah ke arah sungai, anak panah pun layaknya hujan berjatuhan di atas kapal pasukan Zhuge Liang. Zhuge Liang kembali memberi komando untuk membalikkan arah kapal, haluan kapal diarahkan ke timur sementara ekor kapal diarahkan ke barat, lalu mendekati kamp air pasukan Cao untuk mengumpulkan anak panah, di satu sisi masih tetap menabuh genderang dan bersorak-sorai.
Ketika matahari terbit, kabut belum juga beranjak pergi. Pada saat inilah, tiap buntalan jerami di dua sisi kapal seluruhnya dipenuhi anak panah. Zhuge Liang memerintahkan tentara di kapal untuk bersama-sama berteriak, “Terima kasih atas anak panahnya, Perdana Menteri!” Kemudian ia memerintahkan kedua puluh kapal untuk cepat-cepat berlayar pulang.  Hingga pasukan Cao melaporkan kepada Cao Cao, kapal pasukan Zhuge Liang telah dengan cepat terdorong arus, telah melaju sejauh lebih dari lima kilometer, tidak ada waktu lagi bagi pasukan Cao untuk mengejar mereka. Cao Cao sangatlah menyesal.
Ketika kedua puluh kapal itu dengan cepat sampai ke daratan Selatan, lima ratus orang tentara yang diutus Zhou Yu memindahkan anak panah telah sampai di pinggiran sungai. Zhuge Liang menyuruh para tentara naik ke atas kapal dan memindahkan anak panah.  Ada kira-kira lima hingga enam ribu buah anak panah di tiap satu kapal, total anak panah yang terkumpul lebih dari seratus ribu buah.
Lu Su melihat ke arah Zhou Yu, lalu menceritakan hasil perampasan anak panah kepada Zhou Yu.  Zhou Yu dengan takjub berkata, “Zhuge Liang sangatlah pandai mengatur siasat, saya tidaklah lebih baik darinya.”


(1) Zhou Yu adalah jenderal perang Negeri Wu, satu diantara tiga kerajaan dalam zaman Negara-negara Berperang di Cina (453 –221 SM). Dua kerajaan lainnya adalah Shu dan Wei. 
(2) Zhuge Liang adalah jenderal perang dari Negeri Shu. 
(3) Cao Cao adalah penguasa negeri Wei yang merupakan negeri terkuat di antara tiga negara. Diceritakan bahwa semenjak tentara negara Wei menjadi sangat kuat karena memiliki tentara dan senjata dalam jumlah besar, negara Shu dan Wu memutuskan untuk bersatu guna menahan serangan dari negara Wei.
(4) Lu Su adalah salah seorang menteri dari negara Wu

Comments

Popular posts from this blog

Saran Pengasuhan yang (Mungkin) Belum Pernah Anda Dengar Sebelumnya

[FAQ] Sastra Cina UI

Mengasuh Anak Lebih Mudah, Emang Bisa?